HIDUP DENGAN KATA HATI
Oleh : Goenardjoadi Goenawan

Artikel ini cukup bagus untuk interospeksi diri kita..
Kadang kita bingung apa yang salah dengan hidup kita, namun satu hal yang pasti bahwa segala jerih upaya kita selama ini terasa semakin berat...kita membayangkan dulu waktu kita masih sekolah adalah masa-masa yang membagahiakan, dan kita seolah-olah lupa, bahwa saat sekolahpun kita semua mempikan untuk hidup yang sesungguhnya. .. dan kenyataan itu pahitrasanya.
kita seolah hidup seperti jalan di tempat, dan seolah dunia memaksa kita.
sering kita sendiri merasa serba kurang, serba banyak keinginan, dan semakin tinggi kita menanjak dalam hidup, kita seolah kehabisan tenaga..
beberapa akar permasalahan dalam hidup, suatu kekeliruan yangs ering terjadi adalah:
1. hidup adalah untuk mencapai apa yang kita inginkan..dan kita seolah tanpa henti berdegup jantung kita menonton acara TV lengkap dengan iklannya, sang Pangeran yang nun jauh disana seolah terlalu tinggi untuk dijadikan target, dan kita menjadi tokoh gadis yang merana merenungi nasib, menunggu nasib tiba waktunya sang Pangeran menjemput kita.
Dan keinginan-keinginan ini semakin membara, seolah hidup dibaktikan untuk belanja. Nafsu dorongan belanja hampir mengalahkan Nafsu untuk sex dan Nafsu untuk makan.
hingga sempat kita pikir, adakah ATM isi ulang yang saldonya banyak nol-nya milik Sang Pangeran dari Timur Tengah yang dapat kita porotin, untuk dapat dibelanjakan, wow tentu terasa sangat indah bila kita mencapai Financial freedom.Financial Freedom?bisakah kita mencapai hal itu?adakah saat-saat dimana kita bisa belanja tanpa melihat saldo terakhir? seolah-olah dunia seperti du Sorga.Sorga?benarkah Sorga terasa indah saat kita bebas belanja sepuas mungkin?
sehingga kita selalu merasa bangga memamerkan Sepeda Motor kita yang rasanya paling kinclong dengan rem cakram, mengkilap bak Honda Jazz...
Namun.... kok kita lihat kiri-karan mobil orang lain lebih yahuud?
2. Perasaan menjadi korban
kadang kita pikir, bahwa penjajah Belanda dulu itu betul-betul kurang ajar, dan kita membencinya seumur hidup, dan kita lupa, bagaimana mungkin itu terjadi selama 350 tahun atau 14 generasi?
bayangkan, anak kita dijajah Belanda, cucu kita juga, cicit kita juga, anak cucu cicit kita dijajah Belanda dan kita hanya bisa menyalahkan Belanda.
bahwa kita tidak makmur karena terlalu lama dijajah Belanda. Lolos dari Belanda sekarang kita dijajah Korupsi. lalu kapan kita bisa merdeka?
Mengapa nasib kita selalu menjadi korban?
Dan kita hanya bisa menyalahkan Lumpur sidoarjo, bukti bahwa kita tidak memiliki kekuatan atas dunia, dan kita senantiasa menjadi korban.
memang orang kaya delalu bersikap demikian.. memang namanya Pemerintah, bisanya memerintah.. . memang Krisis Ekonomi ini biang kerok semua kesulitankita....
memang Tetangga-tetangga kita seperti tidak mau mengerti, bahwa kita juga membutuhkan ketenangan, namun mereka seolah tiada henti cerewet merumpi sedangkan kita seolah-olah sudah kebudekan.. dan kita selalu menyalahkan orang lain..
3. Berpikir satu arah..
Dan kita senantiasa dididik untk selalu maju, menyelesaikan sekolah, mengerjakan ujian yang terbaik, dan bisa naik kelas...
dan hidup ini dianggap sebagai sekolah, dan kita dituntut untuk naik kelas...
dan saat kita berbuat salah, dianggap mendapatkan hukuman dari "Guru"... katanya belajar daripengalaman.
Dan kita berpikir, bahwa kalau kita cukup keras berusaha kita akan mendapatkan yang lebih....
hingga semua cara telah kita lakukan, namun lowongan kerja tak juga menampakkan tanda-tanda kehidupan..
hingga kita merasa bahwa mungkin kita tidak cukup mencoba... ibarat Salesman, semuanya tergantung dari berapa "Lead" dan "Sales Call" yang kita lakukan, dan solah-olah kita menganggap bahwa dunia itu adalah sebuah peluang, sebuah kemungkinan dan kalau kitasering mencoba maka besar kemungkinan kita berhasil...
hingga segala kemungkinan sudah dicoba, akhirnya kita hanya menyalahkan nasib bahwa tidak semua orang ditakdirkan untuk bisa menjadi kaya.Menjadi Sukses..Menjadi Berpangkat.. .Menjadi Pimpinan...Menjadi yang terbaik....karena waktu telah membuktikan bahwa bila di suatu tempat ada sebuah peluang, besar kemungkinan sudah diambil orang..dan kita selalu tidak kebagian..
4. Lalu kita pasrah...
Pasrah dari segala macam beban hidup..Pasrah dari segala macam usaha..Pasrah dari segalam macam kejaran waktu yang semakin terbatas...Pasrah menghadapi kepahitan hidup.Bahwa semuanya adalah tergantung kepada Sang Pencipta, dan akhirnya kita hanya bisa berdoa, namun Tuhan yang menentukan.. ..
Dan akhirnya kita menerima bahwa Artis-artis terkenal, para Pemikir, para orang kaya, para Direktur adalah memang memiliki darah bangsawan...tapi.....Kok Iksan bisa? Kok Delon bisa? Kok Raja bisa? Kok Samson bisa? Kok Marshanda bisa? Kok ada yang bisa menang Olimpiade Fisika Internasional? mereka semua orang biasa, sama seperti kita....
salam,

Tidak ada komentar: