SHOW ME THE MONEY

Dear Action Members

Awal2 join tda saya sering baca postingan yang memuat kata2 spt judul diatas, dan kali ini saya sedang menghayati bener kata2 itu

Rabu Kemarin team kami kembali bisa sowan menemui P.Haji Ali yang beberapa hari semenjak lebaran berjalan-jalan ke beberapa negara, temasuk salah satunya adalah Pakistan. Begitulah enaknya kalau sudah menjadi pengusaha, kalau menjadi karyawan seperti kita, pergi keluar negeri ya harus “mencari-cari” proyek apa ya yang akan kita garap, dan fokus kita kadang bukan ke job atau proyeknya itu, tapi bagaimana caranya waktu kita disana bisa kita manfaatkan “sebagian” untuk jalan2.

“Perjalanan Bisnis apa tamasya P.Haji” tanya saya..
“Sebenerrnya niatnya tamasya, tapi selalu saja sering nemu peluang bisnis…” (Wah enak ya…)

Kami ngobrol panjang lebar dan rencana P.Haji tanggal 8 ini akan berangkat ke tanah Suci Mekkah lagi (Alhamdulillah) dan tidak lupa saya minta agar didoakan agar tahun 2007 bisa pergi haji dari bisnis saya, dan pergi hajinya bisa bertiga Saya, Istri dan Ibu saya. Saya mengharapakan ada miracle dari Allah untuk harapan ini, karena terusterang saat ini saya masih dibayang-banyangi perasaan sedikit “down” dalam motivasi bisnis.

Perasaan ini muncul pada saat lebaran usai di kampung kemarin. Salah satu yang belum merestui bahkan menghalangi bisnis adalah Ibu saya Sendiri, yang anehnya ibu saya adalah pedagang murni.
Mungkin karena cara berdagang iIbu sifatnya masih tradisional, ibu jadi merasa banyak susah daripada senengnya, sehingga lebih seneng anaknya jadi karyawan, apalagi sudah punya rumah, sudah punya mobil, dan kapanpun mau bisa pulang kampung dengan keluarga.
”Kurang apa..?” kata ibuku...
Sebenernya Beliau sudah mengunjungi di 4 outletku, dan surprise.. tapi karena semua mayoritas mas utang2an dan omset2 besar yang saya tunujukkan pada beliau baru merupakan angka-angka saja, ibuku tetap belum yakin..., karena memang lebaran uang hasil bisnis kami habis untuk membayar para investor, yang dari awal memang hanya berniat meminjam dengan waktu 3 bulan saja, ditambah untuk biaya2 sewa tempat, dan praktis keuntungan kami hanyalah saat ini kami punya tempat gratis untuk berdagang.
Tidak adanya hasil yang berwujud itulah yang meyebabakan kami gagal meyakinkan ibu bahwa kami sudah layak untuk terjun ke dunia usaha.
Rencana saya tadinya adalah Januari 2007 Istri dan anak pulang kampung, membesarkan toko disana dan mengembangkan jaringan sampai di Yogya dan Semarang dan mulai membangun toko online dari kampung, untuk memastikan bisnisnya jalan saya tidak akan mengirim uang, biar mereka cepat mandiri dan hanya mengambil hasil dari gaji usaha. Nanti paling lambat setahun berikutnya saya nyusul...ternyata rencana saya itu belum di restui....

Rencana diskusi tentang masa depan, rencana pembicaraaan langkah2 yang akan saya lakukan, ternyata gagal menemui happy ending di lebaran itu, dan intinya beliau masih lebih seneng saya jadi karyawan.
”Kalau nanti saya tetep nekad terjun dan tidak memilih jalur karyawan apa ibu tidak merestui dan menganggap saya anak tidak berbakti..” ini pertanyaan yang saya anggap jurus ampuh untuk memancing sebenernya seperti apa beliau..?
Jawabannya ” Saya ingin kamu mendapat yang terbaik, dan itu sekarang sudah terlihat nyata, kamu mau cari apa lagi....?”

Akhirnya lebaran kemarin pulang ke Ibukota ngikutin arus balik dengan loyo dan terbalik dibanding kondisi saat pulang kampung.
Alhamdulillah Istri saya tidak ikut2an down, dan tetap mulai membuka toko lagi, dan salah satu yang sedikit membuat semangat lagi adalah omset sudah mulai bergerak normal kembali.
Di pabrik semangat kerja saya lebih2 lagi down-nya.
Awal mulai bisnis semangat saya kerja justru kadang naik , karena apa yang saya lihat pabrik sebenenrnya ilmu juga bisa saya terapkan diluar, dan kini perasaan itu berubah menjadi males, dan seakan2 terjebak dalam kondisi yang blank. Mikir pekerjaan kagak mikir bisnis juga kagak...hehehe..

Alhamdulillah setelah telpon2an dengan P.Haji lumayan dapat energi lagi.
”Jangan hanya bicara dengan angka , tapi anda tunjukkan kepada ibu anda bahwa anda berhasil, sampai nanti ibu anda sendiri yang menyuruh anda resign...” kata2 dari P.Haji yang seperti ahli NLP ini begitu mengena...dan sekarang Insya Allah saya sedang bergerak untuk membuktikannya.
Saya harus berusaha keras untuk ”show the money” dan bukan hanya catatan, dan saya bahkan bertekad untuk menghajikan lagi Ibu saya, dan berangkatnya bareng2 dengan saya dan Istri.
Nanti di Mekkah saya akan mengulangi lagi pertanyaan saya...apakah saya sudah boleh TDA sekarang...?

Saya beberapa kali sharing hal ini kepada P.Roni dan malah di acara HBH kemarin secara khusus p.Roni menyinggung masalah yang cukup mengganggu motivasi saya ini.
Pak Agusalis ternyata juga punya masalah yang sama ya...
Itulah senengnya kalau punya komunitas, apa yang terasa berat ternyata dengan berbagi cerita saja sudah enteng...

Salam FUUNTASTIC...
Hadi Kuntoro
www.hadikuntoro.blogspot.com

Tidak ada komentar: