KOMENTAR POSTINGAN "SHOW ME THE MONEY"

Memilki komunitas memanga sangat menyenangkan, apa yang menurut kita berat ternyata dengan cepat bisa menjadi enteng hanya dengan sekali posting, dan dibawah ini saya cantumkan komentar dari petinggi2nya tda terhadapa postingan saya terakhir.
Selamat membaca semoga anda mendapat inspirasi....

DARI PAK RONI :

Pak Hadi, satu hal yang ingin saya sampaikan. Pak Hadi sudah dianggap sebagai icon di TDA. Pak Hadi adalah salah satu inspirator bagi teman-teman. Jadi, Pak Hadi nggak boleh down. Kalau Pak Hadi down, nanti Bu Roess, Bu Doris, Mbak Anria, dan penggemar yang lain ikutan down juga. Itulah risikonya jadi panutan. Hehehe...
Saya pikir yang dialami Pak Hadi juga banyak dialami oleh teman-teman lain. Yang sudah pasti, Pak Agus. Ternyata, ada 'tembok' tebal yang harus ditembus selain dari suami/istri, yaitu orang tua. Show me the money, adalah salah satu caranya. Seing is believing.
Saya kira wajar, kalau ibunya Pak Hadi belum yakin. Lha wong baru bisnis beberapa bulan dibandingkan dengan bekerja yang sudah bertahun-tahun. Wajar sekali. Lagi pula kekhawatiran bahwa bisnis itu susah, tidak bisa dihilangkan begitu saja. Itulah tantangannya. Jadi, sabar aja Pak Hadi. Buktikan dulu. 'Show, don't tell' kata Mbak Meidya. Jadi, perlihatkan bukti-bukti hasil bisnis itu, jangan hanya diceritakan saja. Kalau bisa, buktikan dengan naik haji bersama itu. Dan katakan, bahwa uangnya berasal dari bisnis, bukan dari gaji.
Selamat berjuang ya Pak Hadi...
Salam FUUUNtastic!Roni



DARI PAK AGUS ALIS

Pak Hadi, sahabat saya yang senasib dengan saya... ya itulah gunanya sharing di komunitas ini, Pak Roni sharing dengan masalahnya, saya juga dan mencari alternatif solusinya, tapi yg paling penting sharing dengan Allah pak, setiap shalat dan paling afdol pas shalat malam.
Alhamdulillah, kemarin siang saya di telpon teman saya, dengan bicara " Gus, kalo sudah siap silahkan aja masuk ke perusahaan yang baru ini, meja dan notebook sudah disiapkan, company profile dan marketing tools sudah disiapkan, beberapa leads juga sudah ada, tinggal pendekatan ke customer dan proposalnya" . Saya jawab "Oke thanks, kasih saya waktu sampai akhir desember 2006, untuk transfer job ke temen saya selama 1 bulan dan akan dmulai minggu depan, tapi saya akan paralel kerja disana juga", kemudian temen saya langsung "oke deh, nanti kita bicara lebih detail"..kata temen saya.
Saya langsung ucap syukur Alhamdulillah Ya Allah, dream saya selama ini untuk keluar dari kantor secara pelan-pelan dikabulkan oleh Allah. Setiap do'a saya selalu minta kepada Allah untuk melakukan transisi dari kuadran Employee menjadi Self Employee dan Investor dengan pelan, mulus dan terencana. Kekuatan pikiran dan do'a (Power Of Thinking and Power of Praying) saya setiap hari dan setiap saat saya curahkan untuk melakukan transisi ini.
"Gugup, Pak.. seperti artis yang mau naik panggung atau Gelisah Pak alias H2C - Harap2 Cemas" itu kata saya ketika saya ditanyakan bagaimana perasaan saya ketika memutuskan mau keluar oleh atasan saya. Tapi saya gak mau terjebak dengan 'Penyakit Manusia" yang Paling Dominan yaitu "Terlalu Khawatir" ketika rencana kita belum dijalankan dan "Terlalu Menyesal" ketika rencana kita sudah dijalankan seperti yang diucapkan Ustadz Rusli Malik waktu acara pengajian di Masjid. Saya berusaha "Menikmati" setiap hirupan nafas dan pikiran saat ini. Kadang ini mengganggu pikiran saya sewaktu shalat 5 waktu, dan solusinya ada di Ustadz Abu Sangkan sewaktu saya nonton AN TV pagi hari bersama penyiar cantik istri dari Eep Saepuloh.
Ustadz Abu Sangkan menyarankan dengan melakukan "Sadar Diri" bahwa saat ini adalah sedang "Shalat" atau "Berkomunikasi" dengan Allah dan pikiran kita harus "Fokus" dengan bacaan shalat, artinya, gerakannya, suara pada saat ini dan jangan coba-coba berfikir hari kemarin, berfikir hari yg akan datang atau fikiran lainnya dan Alhamdulillah bisa dicoba dan diterapkan dengan baik.
Tadi malam sewaktu mau tidur saya bicara dengan istri saya mengutarakan niat saya sekali lagi untuk keluar kerja akhir desember dan sudah bicara dengan atasan saya , juga saya informasikan mengenai perusahaan IT Konsultan yang baru dibentuk dan status saya sebagai karyawan dan pemegang saham sudah konfirm dan status bisnis otomotif yang Insya Allah saat ini tahap tes untuk karyawan utk selanjutnya di Training selama 2-4 minggu karena, bangunan bengkel sudah siap dan target akhir Desember sudah bisa jalan dan istri saya setuju dan saya bilang juga kita berdo'a aja semoga berjalan mulus transisinya.
Saya yakinkan lagi ke istri saya bahwa niat saya ini jangan diartikan saya KELUAR KERJA tapi diartikan saya PINDAH KERJA ke PERUSAHAAN SENDIRI, hal itu juga yang nantinya saya akan bicarakan dengan IBU saya yang paling saya hormati dan kebetulan saya anak kesayangannya beliau dan paling dipercaya, bayangin aja kalo Ibu saya dikasih duit oleh kakak-kakak saya atau saudara saya yang lain, duit itu diserahin ke saya untuk saya simpan, sewaktu-waktu ada keperluan tinggal telp. saya untuk minta. Bahkan adik saya yang perempuan beliau tidak percaya, setiap ada masalah Ibu saya akan curhat ke saya dan minta solusinya termasuk betulin rumah kalo bocor he..he..he..
Buat saya cara berkomunikasi itu penting bukan hanya dengan customer, juga termasuk dengan istri dan orang tua, mudah-mudahan saya tidak membohongi Istri dan Ibu saya, karena saya TIDAK KELUAR KERJA tapi PINDAH KERJA. Sebab beberapa orang, termasuk orang tua saya kalimat KELUAR KERJA artinya adalah keluar dari pekerjaan walaupun sudah punya usaha, beberapa menganggap TIDAK PUNYA KERJAAN LAGI karena SUDAH KELUAR KERJA, padahal dia adalah pemilik, kalo dilihat dari sisi INCOME mungkin lebih besar dari pegawai tapi KELUAR KERJA adalah NGANGGUR dan efeknya Ibu saya akan bilang kamu nanti TIDAK DIHORMATI ORANG karena kamu NGANGGUR atau TIDAK KERJA padahal pemilik bisnis. Maka dari itu saya sedikit mengubah KELUAR KERJA menjadi PINDAH KERJA ke PERUSAHAAN SENDIRI, memang yg saya katakan benar adanya, contoh seperti Pak Iim, menurut saya TIDAK KELUAR KERJA tetapi PINDAH KERJA ke ke-2 Perusahaannya Sendiri, walaupun dari sisi waktu pemilik bisnis bebas aja mau WAKTU KERJAnya seperti Pak Iim dan Pak Roni, tetapi tetap HARUS BEKERJA karena kalo tidak bekerja ya perusahaa itu tidak jalan dan tidak mendapatkan income. Walaupun Pak Purdie Chandra atau Pebisnis lainnya yang kerjanya cuma maen GOLF dan Lobi saja tetapi mereka TETAP BEKERJA bukan KELUAR KERJA walau cuma maen GOLF karena kalo tidak begitu tidak bisa melihat peluang bisnis dan punya temen bisnis baru. Pastinya bila kita pindah kerja ini hasilnya harus lebih baik dari kemarin.
Jadi konotasinya adalah kita yang saat ini sebagai TDB tidak cepat panas dan berpikiran pendek karena membaca beberapa postingan temen-temen TDA lainnya untuk segera keluar dari kuadran Employee saat ini, karena pindah kuadran harusnya lebih baik dari kuadran sebelumnya. Kalo saat ini di kuadran E dapat gaji 10 Juta misalnya, maka itu sebelum kita pindah kuadran menurut saya kita harus punya pendapatan minimal 10 juta atau lebih besar 2-3 x nya, seperti yang dilakukan Pak Bukhin. Kalimat "Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini" berlaku juga untuk "Pendapatan Hari Ini Harus Lebih Baik Dari Pendapatan Kemarin dan Pendapatan Esok Harus Lebih Baik Dari Hari Ini", Agama Islam dan mungkin agama lainnya pasti mengajarkan itu. Jadi kalo saya PINDAH KERJA ke perusahaan sendiri saya akan dapet gaji, dapet pemasukan juga sebagai share holder, dapet pemasukan lagi sebagai pemilik bisnis, sebagai investor dll yang lebih besar bila saya tetap bekerja di perusahaan yang lama.
Demikian Pak Hadi, dan temen2 TDA lainnya mudah-mudahan berguna untuk kita berkomunikasi dengan beberapa orang, temen, saudara, sahabat, keluarga atau orang tua mengenai cara pemindahan status atau yang saya sebagai Transisi dari E ke SE, BO atau I. Mungkin ini sekedar teori yaa.. saya sendiri sudah melakukannya terhadap istri saya dan hasilnya pikiran istri saya tidak terlalu berat atau khawatir tentang masa depan karena perbedaan istilah tersebut.
Semoga Bermanfaat,. .
Salam Funtasticcc. ..
Agus Ali"PINDAH KUADRAN atau PINDAH KERJA bukan KELUAR KERJA"

Tidak ada komentar: