Apa Komentar Para Sedulur Tentang Full TDA..?

Pembaca, sebelumnya saya posting pertanyaan mengenai "setelah full tda ngapain ya..?" ternyata postingan ini membikin kegaduhan yang sangat mempesona, dan saya ingin berbagi kepada anda mengenai kagaduhan2 komentar sedulur2 saya yang menanggapi artikel dibawah dengan sangat menarik...
Silahkan mempelajari, semoga anda terinspirasi...

Tanggapan Pak Agusalis-Provokator TDA

Pak Hadi dan Pak Wahyu, menurut saya sih yang baru FULL TDA (Februari 2007 lalu) kalo ditanya setelah Full TDA ngapain yaa, jawaban saya adalah JADILAH DIRI SENDIRI...

Saya gak perlu memaksakan jadi Pak Roni, atau jadi Pak Abduh atau jadi Bu Yulia misalnya... atau jadi Pak Haji Ali, saya akan menjadi diri saya sendiri, kerja keras tetep, ibadah, bergaul, enjoy, tugas sosial, peduli sama keluarga, dsbnya.

Karena saya keluar bukan karena takut nanti anak saya merengek minta diajak main. Sampai sekarang pun saya pergi pagi pulang sore atau malam masih dijalanin, karena saya yakin rejeki saya ada di luar sana saya harus jemput, mungkin berbeda caranya dengan orang lain.

Saya juga gak terjebak dengan kata-kata realistis "Jadi Full TDA biar bisa kumpul dengan keluarga lebih banyak" atau "bermalas-malasan setelah Full TDA"Menurut saya agak keliru yaa, laa wong anak-anak saya yang 1 SMP kelas 1 saya kost-in di rumah Mbahnya biar mandiri, yang ke 2 SD kelas 3 sekolah dari pagi sampai sore jam 5, yang bayi masih kecil. Jadi kalo saya dirumah juga ngapain, otak nggak di asah (kalo cuma tidur dan nonton TV aja), gak bisa ketemu orang (silaturahmi / networking), gak bisa bantu orang lain khususnya Pak Ogah di per 3 an atau di per 4 an yang tiap lewat kasih cepek atau gopek he he ...

Jangan salah pak, saya pernah tersesat karena pengen jadi orang lain si A atau si B, hasilnya malah jelek, rejeki gak ketemu-ketemu, gak pernah puas walau kita sudah berusaha dan berdoa. Setelah sadar dan jadi diri sendiri barulah ketemu yang pas dan ketemu juga rejekinya.

JADI DIRI SENDIRI aja pak, kuncinya itu... jadi kalo Pak Abduh ketawa waktu ditanya setelah Full TDA Ngapain yaa karena Pak Abduh jadi dirinya sendiri menjadi ICON BATIK,.. he he betul yaa Pak Abduh.. walau langit runtuh, tetep jualan batik.
Salam
Agus Ali

Tanggapan Pak Ade Hidayat

Dulu saya keluar masuk MLM. saya sangat menyukai atmosfir positifnya, banyak yang saya pelajari dari MLM terutama dari N21, sistem pelatihannya bagus. Tapi ada satu hal yang saya tidak suka dari janji manis MLM adalah "Sekarang kita bekerja keras dan dalam waktu singkat kita akan pensiun, ongkang-ogkang kaki, tiap hari bisa berwisata bersama keluarga sedangkan duit terus mengalir tiada henti, dsb, dsb, dsb,..."

Hidup semacam ini sama sekali bertentangan dengan ajaran agama. Setahu saya agama apapun mengajarkan kita untuk terus bekerja sebagai ladang amal ibadah kita. Maka tujuan kita bekerja bukan hanya untuk mencari duit, tapi yang lebih mulia dari itu adalah mencari ridlo Allah. Maka bekerjalah pada bidang yang paling kita sukai, agar kita tidak merasa lelah dalam bekerja. Jadikan pekerjaan kita sebagai ladang amal ibadah kita, sehingga jika kita mati saat bekerja...maka Insya Allah kita digolongkan mati syahid.

Ada berbagai macam alasan ketika seseorang memutuskan untuk full TDA. tapi tetaplah bekerja keras dan harus lebih keras lagi, karena kerja keras yang kita lakukan murni untuk kita sendiri dan keluarga tercinta.

http://ade-hidayat.blogspot.com/

Tanggpan Srikandi TDA Gresik, Mbak Hesti

Assalamu'alaikum Kalau saya yang koment pak Hadi, saya ingin lebih TDAlagi.Lebih memberi,memberi dan memberi... Sejalurpertanyaan yang Pak Hadi ajukan ketika japri beberapabulan yang lalu,yang kemudian saya sadari menjadi sisikokoh penjebar semangat untuk ber-tda,hingga sekarang.Pertanyaannya sungguh sederhana.Mbak Hesti coba sebut 5 prioritas dalam hidup mbakHesti selama ini?Secara reflek saya jawab:

1. Tidak membuat pusing suami. Kenapa? saya sangatterinspirat oleh hadits,bahwa restu suami adalahsurga. Surgalah tujuan akhir siapapun kita.
2. Bisa membahagiakan keluarga menurut kriteria saya.
3. Punya maisya (pendapatan) atau usaha sendiri.
4. Usaha saya harus bisa memberi manfaat terhadapummat.
5. Walau cukup klise harus saya sebut, saya harussukses di dunia,damai di akherat.

adi setelah menjadi TDA full,insya Alloh saya haruslebih berTDA,tidak berassumsi lebih giat kerja untukmendapatkan uang saja,tapi juga bernilai ibadah yangtidak bisa dinilai dg uang. Misalnya lebih ada waktuuntuk mijiti suami.. ^-^
Bila ada yang salah mohon ma'af.
Moga manfaat.Wassalam
Hesti.

Tanggapan Pak Harmanto, mantan Pejabat Astra..

Mas Hadi, nimbrung dikit ya ... daritadi mau ikut ngoceh eh ada tamu Trans7 mau shooting dadakan, ya terpaksa baru sempat buka email siang ini.Kalau nggak salah anda masih dilingkungan perusahaan sama seperti saya dulu ya [ini info dari istri] jadi nggak salah juga kalau saya share dikit.

Selama jadi TDB ... saya memang selalu menciptakan kerja, bukan atasan saya karena bagian yang saya tangani selalu unik dan saya kebetulan selalu merupakan orang pertama, yah mulai susun organisasi, SOP, budget dll ... nah sekarang setelah Full TDA ya tetap tidak ada perbedaan [ada dong, dulu tiap bulan terima gaji, sekarang akhir bulan ngasih gaji karyawan].

Sebetulnya tujuan usaha, apapun usaha itu untuk mendapat keuntungan dalam bentuk apapun yang bisa di share untuk orang lain, diskusi dengan mas Adib salema 2 malam ini [mungkin dilanjutkan dengan ronde ke 3 malam ini] kita menyimpulkan hal sama. TDB/Amphibi/ TDA itu suatu proses, ada yang mulai dari TDB seperti saya, saat ini di Amphibi seperti mas Adib yang rencananya 2 tahun lagi TDA [janji ya mas], ada yang langsung TDA seperti mas Roni, tergantung pilihan kita.

Apapun perpindahan bisnis kita itu masalah kedua ... dulu saya didunia IT, sekarang Jamu ... saya sependapat dengan kata2 jadilah dirimu sendiri dan banggalah dengan kemampuanmu serta yakin dengan produk kita, Insya Allah tercapai.

Wassalam,
Harmanto

Tanggapan Pak Roni, Jenderal TDA

Ya mungkin juga kayak saya Pak Hadi, atau kayak Pak Iim, Pak Agus, BuYulia. Yang jelas, mereka saya lihat tetap sibuk tuh setiap harinya.

Yang jelas style dan gaya hidup kita berbeda-beda. Ada yang sukanya dilapangan, jalan ke mana-mana. Ada yang seperti saya, lebih senangberbisnis yang dekat dengan rumah.Intinya, kalau sudah jadi TDA semua pilihan ada di tangan kita.

Kitabisa mengubah segala sesuatu agar sesuai dengan keinginan kita.Saya sendiri tidak pernah menjadi TDB dan tidak bisa membayangkanbagaimana rasanya menjadi TDB.Tapi saya pernah punya pengalaman waktu ikut tes masuk beberapaperusahaan. Di sana saya disuruh-suruh ini itu. Di suruh mengisi tesmacam-macam yang dibatasi waktunya. Katanya, tes itu untuk mengujiketahanan seseorang dalam bekerja di bawah tekanan. Saya nggak sukabekerja di bawah tekanan.

Mulai hari itu saya tidak tertarik lagimenjadi TDB.Saya ingin bebas. Bagi saya kebebasan itu jauh lebih mahal dari pada uang.

Saya ingat kata-kata dari seorang motivator (lupa namanya): jangantukarkan waktu dan kebebasan anda dengan uang.Tapi harap diingat: bisnis pun bisa menghambat kebebasan kita. Jadi,semua itu tergantung kita sendiri.
Wassalam

Roni

Tanggapan Pak Syamsul

Tanggapa Pak Wahyu Raharjo, Indosat

weheheheheiya ya, saya juga mikir nanti klo tda ngapain ya.. secara sekarang ini masihamphibi dan bisnis juga belom lancartapi, meskipun bisnis yg saya jalani belom mapan istilahnya.. pengeeeennnbanget deh cepet2 TDA..saya pengen full TDA sebelum anak saya ngerti dan merengek ketika sayaberangkat kerja dan ngomong " abi, jangan pergi.. temenin ade maen di rumah donk"..Amiin..



Tanggapan Pak Syamsul

Pak Hadi, akan segera tahu begitu nanti menjadi full TDA pak. Saya pribadi belom pernah bekerja sbg tdb disini. Setelah menjadi TDA full, kita boleh memilih, mau bekerja lebih keras sekeras2nya dari ketika menjadi TDB, atau mau berleha2 spt bos besar. Boleh angkat2 sendiri atau nyuruh orang. Intinya, kita jadi memiliki pilihan. Bayangan saya, menjadi TDB, pilihan itu tidak ada.

Mungkin kira2 spt itu. Saya pribadi sbg TDA, ya menjalankan operasi usaha sehari2, mengontrol ini itu, menjaga agar tidak terjadi kebocoran, mikir dan ngusahain supaya usaha terus berkembang, merancang ini itu, menghadapi dan mensiasati persaingan, dst. Kebanyakan pekerjaannya ada di kepala ya? Mungkin itu knp pak Abduh melihatnya sbg banyak melamun :D
Saya ingat kata-kata dari seorang motivator (lupa namanya): jangantukarkan waktu dan kebebasan anda dengan uang.Ini merupakan kata-kata Mario Teguh.Wassalam,SyamsulWSyakinah, Moslem Collection


Begitulah contoh kegaduhan yang Indah di komunitas kami menanggap suatu pertanyaan..

Salam Funtastic..

Hadi Kuntoro
http://rajaselimut.com/
http://mysajadah.com/

Tidak ada komentar: