Ibu tidak ingin kamu mati dalam keraguan

"Ibu...maafin saya ya, sekarang proses saya untuk kearah full bisnis sudah berjalan, jangkar sudah ditarik dan kapal sudah siap-siap mau berlayar...
Ibu...sesungguhnya aku makin resah....suara-suara yang bergaung diuar semakin kencang, berteriak-teriak agar saya berhenti dan kembali ke dermaga....dan melupakan petualangan gila yang akan saya lakukan...karena ombak,badai dan batu karang terlalu berbahaya bagi saya...
Mereka berkata, berlayarlah di danau yang tenang dengan kapal pesiarmu yang nyaman..."
kata2 ini saya sampaikan kepada ibu pagi2 dalam kondisi dada yang terasa sesak nafas....

Suara disana terdengar sunyi...tapi saya tahu persis beliau tersenyum...

"Kalau suatu hari nanti ternyata badai di lautan lepas begitu besar dan membuta saya ketakutan ijinkanlah agar aku mengadu kepadamu ya Bu... " Lanjuta saya lagi...

"Nak...tenang saja...kalau hati masih naik turun itu artinya kamu masih menjadi manusia yang normal...dan keputusan yang kamu ambil sudah sepenuhnya aku ridloi..dan ketahuilah ridlo-ku, orang tuamu, adalah ridlo Allah juga...dan kalau Allah sudah meridloi tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menghentikanmu...angin, badai, ombak akan bersujud dan tunduk kepada Allah dan bahkan mereka akan semakin mempercepat perjalanan kamu ke tempat yang kamu idam-idamkan...berangkatlah...karena aku tahu, perjalanan kamu adalah perjalanan yang sangat mulia yang ukurannya tidak bisa diukur dengan harta benda....biarlah mereka berteriak2 karena hidupmu adalah milikmu sepenuhnya...dan mereka adalah penontonmu..?"

Perjalananmu ini adalah perjalan jihad...raihlah kemenangan..atau matilah dalam pertempuran...kedua hal itu sungguh membanggakan..Ibu tidak ingin kamu mati dalam keraguan...Andaikan ayahmu masih ada maka dialah yang paling bangga saat ini..dan Ibu bisa merasakannya...

Hadi Kuntoro

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Pak Hadi selamat berlayar di lautan maha luas. Berarti benar pertanyaan saya di Masjid BSM "tinggal menghitung hari ya Pak?"

Selamat ya Pak, saya ikut mendoakan kesuksesan Pak Hadi sekeluarga, dunia akhirat.

Wassalam
Fuad Muftie

Anonim mengatakan...

Selamat ya Pak, sudah berani menarik jangkar. Selamat mengarungi lautan yg luas membentang. Salut sama Pak Hadi. Di milis sdh pada ribut..he..he.

Anonim mengatakan...

Wah Pak, bikin saya terharu saja. Saya jadi ingat waktu saya "nyuwun pengestu" dulu ke orang tua saya. Disitulah hebatnya orang tua kita. Apapun jalan yang kita tempuh, selama untuk kebaikan, beliau merestui dan meridloi. Dan itu menjadi sumber kekuatan kita.

Vita mengatakan...

Selamat Pak Hadi. Waktu wisuda TDA lalu sudah pada rame, koq pak Hadi ndak ikut diwisuda, hehe..
Sukses selalu!

ALQIADA Muslim Corner mengatakan...

Kok sy jadi ngembeng ya mata, terharu & salute sama Pak Hadi. Jadi ikut senang gitu :).Selamat Berlayar Pak, sebesar apapun riak gelombang makin menguatkan Bapak utk. menggapai impian2 terindah. Heboh tenan dimilis..hehe..Fuuntastic..

Anonim mengatakan...

Sebenarnya sampeyan sudah berlayar sebelum jangkar diangkat. Kini setelah jangkar diangkat, perahu pasti laju lebih cepat. Apalagi arah angin sudah tepat. Ditambah tiupan angin do'a ibu yang dahsyat.

Selamat!

Helsusandra Syam mengatakan...

Selamat ya Pak Hadi. Selamat menjadi manusia bebas, kemudi pegang sendiri, tidak lagi berlayar di kapal orang. Doakan ya, semoga saya segera menyusul kita berlayar ke samudera luas..

Wassalam,
Syam
http://hensyam.co.nr