Inspirasi Membangun Loyal Customer Tempoe Doeloe

Selamat Warga DMONC

sudah pada tidur belum yaaa....

Saya masih Jetlag, jadi malam ini belum ngantuk, masih terbawa suasana di Arab sana, jam2 segini masih sekitar jam 6 an...sore...Maghrib

Jadi yang seharusnya ngantuk malam ini belum ngantuk dan untuk menemani temen-temen DMONC yang mulai naik pembaringan karena kecapekan layanan hari ini, saya akan mendongeng...mau saya dongengin...?

Ayah saya namanya Mochammad Amin, lahir tahun 1918 di Purworejo, Jawa Tengah, dan merantau sekitar 90km hijrah ke kampung kecil di pegunungan namanya Karangkobar, di kabupaten Banjarnegara, Jateng

Semasa ayah kecil beliau memiliki kecerdasan yang cukup bagus, gemar membaca apa saja....sehingga bapak saya lumayan nyambung jika ada yang ngomong bahasa Belanda atau Jepang

Ayah keturunan pedagang....kemana-mana berdagang jualan baju, menjahit dirumah juga menitipkan jahitan2 (Maklon) dan diambil di jual

Jaman dulu perjalanan Purworejo ke Karangkobar masih jalan kaki atau naik Kuda, jika orang kaya

Kalau Bapak saya kombinasi keduanya...dagangannya naik kuda, orangnya nuntun kudanya

Pinter nya ayah saya berdagang, membuat seorang Juragan Cina Kaya Raya suka memperhatikan sepak terjangnya.

Jaman dulu juga ada masa krisis...mencari penghidupan tidak mudah, ayah saya seneng baca, gaul dan belajar bahasa-bahasa karena berharap akan hijrah pergi ke Singapura, menjadi buruh untuk menghidupi Ibu dan adik-adinya...

Sang Juragan Cina, melihat potensi ayah yang bagus, menasehati...agar jangan pergi ke Singapura, sayang kemampuanya nanti malah digunakan untuk memakmurkan orang negara lain...
"mendingan fokus dagang di Karangkobar saja....nanti  saya ajarin, saya mentoring, saya pinjemin dagangan, dengan syarat disiplin bayarnya"

Dari situlah ayah kami mengawali dagang di pasar....

Sebagai pendatang baru di pasar, ayah saya ya sama seperti temen-temen yang memulai bisnis...bingung dan bingung...awal-awalnya....

Namun ayah punya strategi yang sangat menarik agar cepet terkenal di pasar dan cepet mendapatkan pelanggan...

Gimana Caranya....._?

Oya...membayangkan pasar jaman dulu, anda jangan membayangkan pasarnya macam pasar sekarang , da bangunan permanen, ruko, apalgi modern seperti tanah abang yaaa.....hehehe
Gimana bentuk pasar jaman dulu...?

Bentuk pasarnya seperti gambar diatas ituu 👆🏾👆🏾👆🏾 kami suka menyebut kios pasar itu "Bango" mirip papan-papan kayu itulah Bango-bango tempat ayah kami menggelar dagangan

Pagi-pagi jam 2 berangkat ke pasar, dangan dan peralatan naik kuda, kuda dituntun melewati jalan-jalan...sampai di pasar dagangan di gelar-gelar...tali-tali di bentangkan seperti jemuran untuk dijadikan pajangan dagangan

Gambar diatas saya ambil tahun 2005, jadi bisa dibayangkan seperti apa pasar itu 65 tahun sebelumnya

Gambar diatas itu Mae di pasar tahun 2005 👆🏾👆🏾👆🏾 di tengah-tengah dagangannya... tahun 40an Sebagai pendatang baru di pasar, ayah saya ya sama seperti temen-temen yang memulai bisnis...bingung dan bingung...awal-awalnya....

Namun ayah punya strategi yang sangat menarik agar cepet terkenal di pasar dan cepet mendapatkan pelanggan..

Gimana Caranya.....?

Di depan bango, ayah menyediakan tempat duduk dari kayu, kamu menyebutnya "Jengkok" dan ayah juga menyediakan meja kecil pendek, namanya Dingklik

Kebayang yaaa....itu adalah jengkok dan Dingklik Di depan bango itu, ayah menata Jengkok dan Dingklik...dan ayah saya menyediakan kopi teh dan makanan-makanan seadanya semacan ketan, wajik, pisang rebus, singkong rebus atau singkong bakar

Disediakan juga perlengkapan merokok, kertas rokok, kulit jagung kering, tembakau, klembak dan kemenyan

Orang-orang dari kampung mereka senang duduk ngobrol-ngobrol apa saja dengan ayah...karena ayah suka baca-baca jadi apa saja nyambung....

Bapak-bapak datang mencari celana kabaret, atau baju atau kain sarung... namun ketika obrolan tentang harga mulai serius ayah membelokkan obrolannya dengan nawarin rokok, ngopi atau minum teh sambil makan ketan...

Akhirnya obrol2n tentang harga jadi tidak terlalu seriuuss....

Jika yang datang ibu-ibu, mereka mungkin mencari kain jarik, kebaya, stagen atau BH yang mirip rompi anti peluru....wkwkwkw....ibu-ibu memilih dan menawar...bapak-bapak yang nganter disuruh Medangan....hahaha

wkwkwkwk..emang seperti baju anti peluruuu Nhaaa...dengan strategi seperti inilah Ayah sangat piawai menggaet pembeliiii

Dan ayah saya TIDAK PERNAH alias NEVER-NEVER-NEVER... marah atau menyepelekan orang yang menawar dengan harga murah Berapapaun Orang menawar harga, ayah saya akan bilan "Iya boleeeh....namun bukan yang itu...bolehnya yang ini..."
saya masih inget bagaiman ayah saya sangat piawai berjualan kebaya, ke pasar manapun ayah selalu membawa kebaya yang tua, lusuh dan bolong-bolong ....dan itu selalu disimpan rapi dalam kotak...jika ada orang yang menawar baju kebaya terlalu murah maka ayah saya akan tertawa dan bilang

"Yaaa..menawar segitu boleh saja....namun kebayanya yang ini yaaa.....(sambil dikeluarkan kebaya lusuh yang bolong-bolong..wkwkwkwk)"

Dan si pembeli tertawa juga...." Lah Mas Nganten niku malah bercanda" (Mas nganten itu sebutan untuk juragan yang terhormat)

Bergitulah...dalam waktu tidak lama ayah cepet terkenal...disukai orang desa-desa dan dalam waktu tidak lama ayah menguasai pasar.....

Hingga tibalah jaman perang, yakni Agressi Militer Belanda ke 1 ke 2 dan perang jaman Jepang tahun 1945 sd 1949

Ayah saya termasuk orang yang diincar dan diawasi Belanda, karena termasuk orang yang disegani orang-orang, dan beliau juga faham strategi makanya pada saat agresi Militer itu ayah mengungsi ke Desa terpencil namanya Kiyudan atau Darmayasa.

Bersembunyi di kampung kecil dibawah kaki gunung Lumbung...di kecamatan Pejawaran , Kabupaten Banjarnegara

ada 3 atau 4 tahun ayah besembunyi dari incaran Belanda...namun dari kammpung itu ayah tetep berdagang seperti biasa....bahan baju waktu itu sulit di dapat, maka ayah membuat baju dari karung-karung beras dan dijahit tangan...pakai benang dari tumbuh-tumbunhan atau membuat baju dari Kulit kambing yang disamak...

Orang-orang kampung tempat ayah mengungsi selama 4 tahun itu sangat menghormati ayah...karena ayah orangnya pinter bergaul...pinter dagang...sekaligus petani yang hebat juga

Salah satu hasil karya Ayah kami yang dikenang hingga saat ini adalah, di kampung itu ayah mengajari ilmu-ilmu pertanian, mengajarkan Tumpang Sari yakni Sawah sekaligus jadi kolam ikan...

Sawah-sawah yang airnya banyak dan bening di desa2 dimanfaatkan ganda sekaligus jadi tempat memelihara ikan Mujahir, dan pada galengan-galengan sawah ditanami kedelai....sehingga para petani bisa mendapatkan manfaat ganda ... bisa panen padi, penen kedelai sekalgus panen ikan

Mengungsi nya ayah ke kampung Kiyudan itu, bagi penduduk disana merupakan berkah tersendiri... karena mereka menjadi petani yang pintar

Dan hingga saat ini....meski ayah sudah meninggal tahun 1979 orang-orang kampung-kampung itu masih sangat menghormati kami sebagai anak keturuan Pak Amin

Cerita Pak Amin itu turun temurun menjadi cerita di kampung itu juga, sehingga sampai saat inipunn jika kami ke kampung itu, ketemu anak-anak muda, meski mereka gak kenal siapa kami, jika kami menyebutkan nama "Saya anaknya Pak Amin" maka mereka akan berebutan mengajak kami mampir kerumahnya....karena mereka mendapat cerita-cerita tentang  Pak Amin dari ayah dan kakek nenek mereka.

Ayah memiliki banyak kebun-kebun jagung yang luas, dan setiap musim Mencangkul atau panen tiba, maka orang2 kampung itu akan berduyun-duyun datang membantu mencangkul tanah..tanpa minta bayaran sama sekaliii...bagi mereka membantu Ayah kami adalah sebuah kebanggan tersendiri

Ayah memiliki Istri 4 orang, dan Mae adalah istri ke 4...mayoritas anak-anak semua pedagang...

Mae menikah dengan Ayah tahun 1969, memiliki anak 4, saya nomor 2...dan 10 tahun sejak menikah ayah meninggal di usia 60an tahun...

Mae waktu ditinggal Ayah berumur 25 tahun, janda 4 anak....dan Mae menikah lagi dengan ayah sekarang di usia 45 tahun

Sampai detik ini Mae masih berdagang meski usianya sudah diatas 60 tahun...semangat dari ayah kami itu seperti ukiran di kepala Mae yang tidak lekang oleh waktu

Ayah meninggal hari jumat...karena sakit jantung...pagi hari ke pasar...sore hari habis ashar ayah ke kebun mencangkul...dan saya bermain-main memanjat pohon jeruk di dekat ayah mencangkul....dan beliau tiba-tiba pingsan dan meninggal disitu....Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun

Sampai hari ini, Nama ayah kami masih hidup....kenapa dagangan Baju nya mae sampai hari tetep Laris...???Karena Mae memakai Nama "Bu Amin"

Orang-orang dari desa tempat ayah mengungsi dulu itu...asal beli apa saja pasti ketempate Mae... jika mau membeli sesuatu, dan sesuatu itu kok "Bu Amin" menjualnya...maka mereka akan beli ke Bu Amin duluu...mereka akan beli ke mae duluuu....

Mereka bisa membeli baju, selimut, seragam, pakaian penganten kemanapun....mereka bisa mendapatkan di toko lain....namun jika barang itu di Mae ada, mereka akan memilih beli di Mae

itulah contoh yang saya sebut "Loyal Customer"

Orang bisa beli bakso yang enak dimanapun, karena mereka "Bakso Lovers" namun jika mereka hanya mau makan jika bakso itu adalah bakso di warung anda, maka itulah yang namanya "Loyal Customer"

Orang bisa beli shake seumur hidup karena dia "product Lovers" dan bisa beli shake dimanapun jika dia mau.... Namun jika *"Dia Hanya Mau Beli"*  shake dari NC anda, maka dia adalah "Loyal Customer"

Cerita diatas bisa menjadi Inspirasi bagi anda.....mae Punya buanyak loyal customer, bahkan turun temurun....kakek pesen ke anak, anak pesen ke cucu...agar kalau beli baju ditempat "Bu Amin"

Darimana Loyal customer itu turun temurun hadiir...? adalah dari REPUTASI ayah kami yang mereka pandang baik di masa lalu.....
inget yaaa...REPUTASI...Reputasii...Reputasiiii...

Salah satu pilar utama agar anda menjadi pebisnis yang sukses dan terus menerus dikelilingi Loyal Customer adalah...Jaga Nama Baik Anda .... Jagalah Reputasi Andaaa...

Berikanlah Manfaat yang Jauh lebih tinggi dari Nilai uang yang mereka bayarkan....

Ayah saya menjual baju...pembeli tidak hanay dapat baju...namun dapat juga ilmu pertanian, ilmu perikanan, ilmu kehidupan....

Petani-petani dari generasi ke generasi setiap kali bertemu dengan kami selalu mengulang-ulang nasehat ayah kami...agar sayapun mendengarnya.... salah satu nasehat nya adalah...

"milikilah rumah yang berpagar batang jagung, tiangnya dari pohon ketela, dan atapnya jerami (batang padi), dan kamu berdaganglah" maksudnya adalah.... jadilah pedagang sekaligus petani....maka hidupmu akan tenang....

Semoga cerita diatas menginspirasi teman-teman semuaa...

:: SELESAI ::

Tidak ada komentar: